** HUKUM ALAM **
Ada berita besar, kabar baik sekaligus pesan yang ingin saya sampaikan disini,ini semua menyangkut hal-hal penting yang telah digunakan oleh leluhur-leluhur kita, juga orang-orang besar yang pernah hidup di dunia ini dari jaman ke jaman. Mau tahu apa berita itu..? Sebelum saya membeberkan berita tersebut, izinkan saya mengajak pembaca sekalian untuk melihat contoh kehidupan berikut ini.
Saya rasa kita sekalian mengetahui istilah ini :
“ Yang kaya bertambah kaya yang miskin semakin miskin “
Mengapa bisa demikian..? Mungkin di antara kita ada yang berkata :
“ terang aja yang kaya bertambah kaya karena sekarang mereka punya uang untuk menambah kekayaan mereka, sementara yang miskin ya bertambah miskin karena dihimpit dengan kebutuhan hidup setiap hari yang semakin hari bertambah berat “
Apakah benar seperti itu..? jika pertanyaannya benar atau salah maka saya harus mengatakan Jawabanya ” Benar “ karena kebenaran itu tidak memihak tapi disini saya mau mengajak kita semua untuk memahaminya selagkah lagi ke dalam untuk melihat akar permasalahan dibalik ini semua.. bahwa persoalannya bukan sekedar masalah kesempatan, kesempatan karena yang kaya punya uang dan fasilitas, sementara yang miskin tidak punya apa-apa, lebih dari itu.., coba kita lihat bersama-sama, sebenarnya apa yang menjadi pola pikir orang kaya pada umumnya dan apa pula yang menjadi pola pikir orang miskin pada umumnya..?
Saya ingin bertanya.., mungkin ada diantara yang membaca tulisan saya merasa sebagai orang kaya saat ini..? Coba anda rasakan, apa yang mendominasi pikiran anda terkait dengan kekayaan yang anda miliki saat ini..? Saya bisa memastikan bahwa, pikiran yang ada pada orang kaya umumnya didominasi oleh hal-hal yang menyangkut tentang keinginan-keinginan yang ingin di perbuat yang sekiranya bisa membawa nilai lebih dari kehidupan mereka yang sebenarnya sudah kaya.. lalu.. apa yang ada dipikiran orang miskin..?
Orang miskin yang hidupnya kelihatan “ sulit “ karena harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari, yang mau tidak mau harus mereka cari seperti, bagaimana harus makan setiap hari, bagaimana untuk bayar kontrakan rumah, bagaimana untuk bayar sekolah anak mereka dan lain sebagainya yang semuanya sifatnya penting…,
Bisa dibayangkan, apa yang mendasari pikiran mereka untuk mensikapi keadaan yang serba terjepit ini..? yang jelas…. Pola pikir mereka tidak mungkin sama dengan pola pikir orang kaya, walaupun mereka paksakan untuk berfikir seperti orang kaya dengan cara memikirkan tentang hal-hal yang mereka inginkan tetapi nuansa dari pikiran mereka jelas didominasi oleh pikiran tentang masalah kebutuhanhidup yang ada didepan mata mereka, jadi… disinilah letak masalahnya…!!
Kita kembali dengan berita besar yang saya sebutkan diawal tadi.., ini semua ada kaitanya dengan istilah mengapa sikaya bertambah kaya saja dan si miskin semakin miskin, .. karena dalam kehidupan kita ada hukum yang mengatur, hukum ini abadi dan berlaku kepada siapa saja, sistim kerjanya sungguh luar biasa adilnya hingga tidak seorangpun yang dirugikan, hukum ini tidak bisa di intervensi oleh siapapun, karena Tuhan pun tunduk kepada hukum ini, dan cara kerja hukum ini pasti terjadi, maksud diciptakannya hukum ini adalah untuk membantu manusia, hukum ini akan merespon apa yang manusia perintahkan, terlepas dari manusia itu sadar atau tidak sadar, tahu atau tidak tahu, percaya atau tidak percaya, hukum ini tetap bekerja sesuai apa yang berada di dasar pikiran manusia itu.
Awal sebelum hukum ini diciptakan.., disuatu alam sebelum alam yang sekarang kita tempati ini, kita bersama-sama sudah menyetujui akan ketentuan-ketentuan yang berlaku atas hukum ini.
ini ilmu yang benar-benar nyata, bukan ilmu gaib, bukan ramalan, nyatanya ilmu ini selalu terbukti.., karena hukum ini akan benar-benar merespon apa-apa yang kita fokuskan, hukum ini tak pernah ingkar janji sebagaimana janjinya besok matahari terbit dari timur.
Kita mungkin pernah mendengar di dalam kitab suci ada yang mengatakan :
Berdoalah kepadaku maka akan aku kabulkan
Apa yang kau minta akan diberi
Dan… kalau kita sebagai orang yang beriman, maka seharusnya kita meyakini akan dalil ini, tetapi yang membuat kita bingung adalah, kenyataannya.. berapa banyak orang yang berdoa dan meminta tetapi tidak mendapatkan apa yang mereka pinta atau panjatkan.
Sebenarnya dimana letak masalahnya..? Yang seharusnya kalau kita meyakini sebagai umat beragama bahwa Tuhan semesta alam ini maha tahu, maka yang belum tercetus melalui kata-kata, yang masih ada dibenak kitapun Tuhan pasti sudah mengetahuinya, bukan begitu..? Tetapi mengapa doa tidak dikabulkan juga..?
Apa firman Tuhan itu salah..?
Seandainya firman itu salah berarti Tuhan itu berbohong..?
sabar.., tenang.., akan coba saya jelaskan disini..
Yang ada di pikiran kita = apa yang kita minta = apa yang kita inginkan, dan apa yang kita minta pasti diberi, setiap doa akan dikabulkan, tidak ada doa yang tidak di kabulkan dan tidak ada permintaan yang di tolak.
dengan keyakinan yang penuh kita bisa mensyukuri bahwa doa yang kita panjatkan kita yakin kita percaya kita sudah mendapatkan.
Dalil diatas bisa diartikan berbeda-beda sesuai persepsi orang yang mengartikanya, yang jelas kita tidak bisa mengartikan secara yang tersurat saja dan ketika kita mengartikan secara tersirat maka disitulah latar belakang pemikiran orang yang mengartikan itu ikut bermain.
satu hal yang penting adalah : Bahwa doa kita sebanding dengan kwalitas hidup kita dan kwalitas hidup kita sebanding dengan pola pikir kita.
Cobalah kita amati.., apa sebenarnya yang mendasari pikiran kita saat ini..? Cukup diamati saja.., kita akan merasakan.., ternyata ada pikiran dalam pikiran di diri kitaya..?
Oo.. iya ya..?! didalam pikiran kita ini ternyata ada pikiran yang lain juga, lalu.. diantara pikiran yang satu dengan pikiran yang lainnya saling tolak menolak, masing-masing saling mempengaruhi, keduanya mencoba memberikan argumentasi dan pendapatnya kepada kita.
Apa benar seperti demikian yang kita rasakan..?!
Kalau jawabannya iya…,
Sebenarnya siapa yang konflik dalam diri kita ini..??
Ok..!! Seandainya ada yang konflik dalam diri kita.., ibarat orang yang sedang berdebat tentunya ada yang menang dan ada yang kalah, yang menang berarti yang pendapatnya kita terima, yang pada akhirnya menjadi dasar untuk kita berfikir, yang kemudian dari berfikir itulah kita berbicara dan kita bersikap.
Segala sesuatu muncul dimulai dari pikiran, kehidupan kita sebanding dengan kwalitas berfikir kita, segala sesuatu yang ada dimuka bumi inipun dimulai dari pikiran, begitu juga dengan diri kita, apa yang ada dipikiran kita itu yang akan terjadi dalam realita kehidupan kita, mengapa bisa terjadi demikian..?
Salah satu hukum alam adalah hukum tarik-menarik, hukum ini berbunyi : “ setiap kemiripan akan menarik kemiripan ”,
artinya apa yang ada dipikiran kita mula-mula akan ditarik oleh alam semesta, kemudian alam akan menyesuaikan dengan apa yang kita pikirkan lalu kita akan menarik kembali kedalam realita kehidupan yang nyata.
Bahwa sesungguhnya.., diri kita bagaikan sebuah magnet yang akan menarik segala sesuatu disekitar kita sesuai dengan apa yang kita inginkan melalui pikiran, maksudnya adalah ketika kita berfikir secara penuh, pikiran kita akan memberikan getaran kepada semesta alam sekitar kita untuk mendukung apa yang kita pikirkan, dan melalui proses.., yang kita pikirkan akan terwujud menjadi kenyataan.
Coba kita mundur dari kehidupan kita yang sekarang, coba renungkan kembali perjalanan hidup kita beberapa tahun yang lalu, apa yang menjadi pola pikir kita pada saat itu..?
Kehidupan kita sekarang ini adalah kontribusi dari pikiran kita sendiri pada masa lalu, sadar atau tidak sadar apa yang telah kita tanamkan itulah yang kita tuai sekarang ini.
Kalau kita menyadari bahwa kondisi kita sekarang ini ditentukan oleh buah pikir kita dimasa lalu, maka kondisi kehidupan kita yang akan datang pun sangat ditentukan oleh cara berfikir kita sekarang ini.
Yang perlu diingat adalah hukum tarik-menarik = hukum tabur-tuai itu berlaku, dimana ada aksi disitu ada reaksi yang biasa kita sebut dengan hukum sebab akibat, hukum ini memberitahukan kita bahwa sesuatu yang pergi akan kembali, apa yang kita pikirkan itu kita pancarkan setelah keluar direspon oleh semesta alam kemudian sesuai dengan apa yang kita pikirkan tadi oleh alam dikembalikan lagi kepada kita, oleh karenanya untuk mereka yang memahami dan mengerti cara kerja alam ini akan selalu mengontrol setiap apa yang ada atau terlintas didalam pikiran mereka, juga berkenaan dengan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bagaimana cara mereka menyelesaikan berbagai macam persoalan yang timbul agar tidak menjadi penghalang untuk kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
Alam mengajarkan kita untuk selalu berfikir yang baik karena akan baik juga untuk kita, ketahuilah bahwa apa yang telah terjadi dalam kehidupan kita selama ini jika kita memaknainya secara baik akan menjadi baik, perbuatan atau sikap baik kita kepada siapapun semuanya akan kembali kepada kita, jadi.. mengapa kita harus berbangga hati dengan kebaikan yang telah kita perbuat..? bukankah itu akan kembali untuk kita juga? sesungguhnya pikiran yang selalu ditaburi dengan hal-hal yang baik maka kita akan menuai hasil yang baik pula.
Hal yang baik adalah apa yang kita pikirkan selaras dengan apa yang kita ucapkan sesuai dengan apa yang kita kerjakan, dan setelah itu kita rasakan menimbulkan perasaan senang, tenang, bahagia dan damai dihati.
Apabila perasaan yang ditimbulkan adalah perasaan, sedih, gelisah, sakit hati karena melukai diri sendiri atau membuat orang lain susah ataupun dapat merusak semesta alam, itu adalah hal-hal yang tidak baik, disinilah fungsi dari perasaan untuk mengontrol setiap buah pikir yang ada dalam pikiran.
Mulai sekarang.., ketika ada hal yang sedang kita pikirkan cobalah untuk kita rasakan getaran emosi yang keluar dari pikiran itu, apakah membuat perasaan ini tenang dan damai..? Atau… membuat perasaan menjadi susah dan gelisah. Pikiran yang baik akan menggetarkan energi yang positip kemudian membuat perasaan menjadi tenang dan damai, karena tidak mungkin pikiran yang baik membuat perasaan susah dan gelisah sebab ini berlawanan dengan hukum alam, oleh karenanya manakala pikiran menimbulkan perasaan susah dan gelisah berarti ada yang tidak beres didalam pikiran kita, sebelum semuanya direspon oleh semesta alam maka dengan penuh kesadaran kita harus segera menetralisasikan agar jangan ada energi negatip yang keluar yang pada gilirannya semesta alam akan mengembalikan lagi energi negatip yang kita keluarkan tadi kediri kita.
Hukum tarik-menarik adalah hukum yang abadi, selama hayat dikandung badan hukum ini bekerja terus menerus, ketika ada hal yang menjadi fokus dalam pikiran, hukum ini langsung bekerja dan menarik segala sesuatu yang sejalan dengan pikiran kita atau yang menjadi fokus pikiran kita.
Sekali lagi ingat…!! Hukum ini bekerja sesuai dengan apa yang menjadi fokus pikiran yang mendasari tindakan atau ucapan, artinya apa yang menjadi fokus pikiran itulah yang direspon, tanpa memberitahukan akibat yang di timbulkannya.
Hukum ini berlaku netral, kita yang menentukan baik atau buruk hasil yang di timbulkannya, ibarat seorang tukang pos yang mengantarkan surat, hanya sebatas mengantarkan, dia tidak bertanggung jawab atas isi surat, apakah isi surat itu sedih atau gembira, kita yang menulisnya dan kita juga bisa merubahnya.
Banyak diantara kita yang tidak mengerti cara kerja hukum ini, sehingga secara tidak sadar membuat hidup mereka menjadi sulit, sebagaimana saat ini.. kita bisa melihat banyak orang yang hidupnya susah dibandingkan dengan yang bahagia, juga banyak orang yang gagal dibandingkan dengan yang sukses. Orang yang susah atau gagal adalah orang yang tanpa mereka sadari sudah menarik hal-hal yang tidak mereka inginkan kedalam kehidupan mereka, wah..! kenapa bisa terjadi hal demikian ya..?
Coba kita perhatikan kebiasaan orang pada umumnya, mereka sering kali takut susah daripada befikir untuk senang, takut sakit dari pada berfikir sehat, takut miskin daripada berfikir kaya dengan demikian tanpa mereka sadari mereka telah memberikan perhatian, memberikan fokus atau energi dalam bentuk emosi kepada buah fikir mereka itu, sehingga mereka mendapatkan hasil yang seakan-akan bertentangan dengan keinginan mereka padahal itu sesuai dengan keinginan mereka dan direspon oleh alam sekitarnya.
Setelah mengetahui apa-apa yang telah saya uraikan tadi, apakah setelah kita mengetahuinya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cara memikirkannya saja..? Hmm.. bisa..! tapi belum tentu, kalau sebatas memikirkannya saja tanpa dilandasi dengan keyakinan artinya kita ragu-ragu yang berarti kita tidak fokus, sedangkan cara kerja hukum ini adalah merespon apa yang menjadi fokus fikiran.
Soo.. Kita bisa mempercepat apa yang menjadi keinginan kita itu terlaksana dengan cara memberikan muatan energi positip kepada apa yang kita inginkan atau impikan itu, muatan energi positifnya itu seperti apa saja kah..?
Ibarat kita menanam pohon, energi positip adalah pupuk yang memberikan kesuburan kepada pohon tersebut agar cepat berbuah dan kita bisa menikmati hasilnya.
Energi positip yang kita berikan kepada impian yang kita tanamkan dalam pikiran kita adalah : keyakinan yang penuh, karena dengan keyakinan inilah kita menghindari konflik yang ada dalam pikiran yang pada gilirannya dengan keyakinan yang penuh semua energi yang ada bisa kita fokuskan pada impian kita, dengan keyakinan kita percaya bahwa apa yang kita impikan akan menjadi kenyataan maka sudah sepantasnyalah kita harus bersyukur, dengan bersyukur kita telah memberikan energi positip kepada pikiran kita setelah itu kita harus bersabar dalam rangka menghargai proses hukum ini bekerja karena dengan bersabar dan pasrah kita pun kembali memberikan energi positip agar impian kita lebih cepat menjadi kenyataan.
Tanpa kita sadari ketika pola pikir kita seperti yang saya uraikan diatas maka semuanya akan bermuara kepada sikap dan perilaku yang positip dalam kehidupan sehari-hari, kalau sudah demikian kita tinggal menunggu keajaiban yang akan muncul, yang sebenarnya itu bukan keajaiban tetapi seharusnya yang akan kita dapatkan.
Di dunia ini tidak ada yang kebetulan.., segala sesuatu terjadi ada penyebabnya, cobalah kita merenung sejenak memikirkan perjalanan hidup yang telah kita lewati, terkadang dalam kehidupan yang lalu kita pernah mengalami masa-masa kejayaan dimana saat itu lingkungan sekitar kita mendukung kesuksesan kita sehingga kita semakin lebih sukses saja, tetapi tentunya kita juga pernah mengalami suatu kondisi dimana kita pernah jatuh dan lingkungan sekitar kita juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu kita, apakah hal ini terjadi secara kebetulan..?
Sekali lagi saya tegaskan, tidak ada yang kebetulan dimuka bumi ini, apa yang terjadi ketika itu yang membuat kondisi kita dalam posisi jaya adalah karena kita baik secara sadar atau tidak sadar menggunakan hukum tarik-menarik untuk membuat kita jaya atau sukses, dan juga sebaliknya ketika kita dalam keadaan jatuh.., cobalah kita ingat kembali.
Mungkin kita pernah melihat secara kasat mata ada orang yang sepertinya sudah menerapkan seperti apa yang saya jelaskan untuk bisa sukses dengan sungguh-sungguh namun masih juga mengalami kesulitan dalam mencapai impiannya, mengapa ada orang yang walaupun sudah berusaha mempraktekan dengan sungguh-sungguh untuk menjadi sukses tetapi sukses tidak kunjung tiba..?
Kita semua belajar disekolah kehidupan., ibarat sekolah dalam satu kelas kita diajarkan materi pelajaran yang sama tetapi tentunya kemampuan masing-masing kita untuk menyerap materi yang diajarkan itu berbeda-beda bukan..? Ok.! anggaplah mereka mempunyai kemampuan yang sama tetapi bukankah latar belakang yang membentuk karakter mereka juga berbeda-beda..? jadi disinilah masalahnya..!mengapa ada orang yang sama menerapkan ilmu yang sama kemudian ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil.
Setiap kita adalah pribadi-pribadi unik yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda-beda, di antara manusia-manusia yang telah hadir ke bumi dari dulu hingga sekarang tidak ada yang sama persis secara lahir dan batin
Untuk mereka yang sukses tidak kunjung tiba, karakter mempunyai peran penting untuk meraih kesuksesan, karakter yang positif akan mendukung keberhasilan sebaliknya, walaupun kita sudah menerapkan ilmunya dengan baik tetapi kalau karakter kita tidak mendukung ini merupakan ganjelan kita untuk berhasil, jadi kita harus membenahi hal ini terlebih dahulu, kita harus bisa melepaskan ganjelan yang ada didalam diri agar tidak ada lagi hal-hal yang menghambat.
Apa saja ganjelan yang menghambat dalam diri kita ini..?
Mungkin didalam perjalanan di masa lalu, kita pernah mengalami kejadian yang hingga sekarang masih berbekas didiri kita dan tersimpan di pikiran bawah sadar kita seperti, perasaan dendam yang dalam kepada seseorang karena merasa pernah di khianati, dihina atau di lecehkan atau perasaan bersalah kepada diri sendiri, atau juga perasaan kekhawatiran yang berlebihan yang akhirnya menimbulkan perasaan ketakutan yang membuat kita takut mengambil sikap..?
Perasaan-perasaan tersebut diatas adalah contoh dari jenis ganjelan yang menghambat diri kita untuk maju, jadi jika kita mendeteksi adanya ganjelan yang seperti diatas tadi maka segera harus kita lepaskan.
Dendam, amarah, benci, sakit hati, rasa penyesalan atau kekhawatiran yang berlebihan adalah jenis emosi negatip masa lalu kita yang tanpa kita sadari sudah kita pelihara, sama seperti parasit yang ada dalam diri..,
yang hanya akan menguras energi kita, sehingga energi tidak fokus satu arah, kita harus dengan sadar menghilangkan atau menyingkirkan parasit energi ini.Ketahuilah..! parasit tersebut akan hilang saat kita bisa memaafkan dengan tulus orang-orang yang pernah membuat kita marah, benci, sakit hati, dan.. saat kita bisa juga memaafkan diri kita sendiri dari hal-hal yang pernah membuat kita merasa menyesali perbuatan yang pernah kita lakukan di masa lalu.
Apabila kita berhasil menyingkirkan parasit yang selama ini menyedot energi kita, maka tanpa kita sadari secara otomatis mulai saat itu juga energi kita meningkat drastis kemudian bisa kita bayangkan, dengan power full semacam itu tentunya dengan sangat cepat dan mudah kita bisa meraih impian kita.
Sekarang apakah kita tahu siapa saja mereka yang perlu kita maafkan..?
Dan apakah benar-benar kita telah memaafkan..?
Untuk mengetahui siapa saja orang yang perlu kita maafkan adalah dengan cara kita membayangkan wajah orang tersebut kemudian kita rasakan emosi yang keluar dari diri, kalau perasaan yang muncul itu tidak enak berarti itu emosi negatip, maka orang ini perlu untuk kita maafkan.
Memaafkan harus dengan tulus iklas, caranya kita perlu hening sesaat, karena ketika kita hening kita mengantar diri kita untuk masuk ke kondisi netral dimana kita bisa memisahkan antara diri kita dengan pikiran dan perasaan kita, pada kondisi ini dengan penuh kesadaran kita memaafkan setiap orang yang ketika kita bayangkan wajahnya menimbulkan perasaan yang tidak enak tadi hingga perasaan tidak enaknya hilang.., maka pada saat itulah berarti kita sudah benar-benar memaafkan.
Sesungguhnya ketika perasaan tidak enak dalam diri kita terhadap orang tersebut hilang maka mereka pun akan merasakan hal yang sama karena ikatan emosi negatip yang mengikat sudah kita lepaskan.
Memaafkan semata-mata adalah untuk diri kita pribadi, dengan memaafkan berarti kita terbebas dari parasit yang selama ini menguras energi kita.., kalau begitu adanya berarti memaafkan itu termasuk perbuatan yang egois karena untuk kepentingan kita sendirikan, lalu kenapa lagi kita tidak bisa memaafkan orang lain..?
Ohh..! mungkin karena masalahnya terlalu berat, atau karena posisinya dia itu sudah keterlaluan begitukah..?
Yang namanya masalah itu netral, tidak mempunyai makna, kitalah yang memberikan makna pada masaalah itu, apakah itu berat atau ringan, positip atau negatip, kemudian makna yang sudah kita berikan itu kita simpan didalam hati dan terus menerus kita rasakan, itulah yang menimbulkan rasa sakit ketika kita terlanjur memaknai secara negatip, coba seandainya kita memaknainya secara positip.., bukankah kita akan merasa tenang dan damai..?
Orang yang lemah tidak bisa memaafkan hanya orang yang kuat dan baik saja yang bisa memaafkan kesalahan orang lain. Apakah setelah kita memaafkan berarti kita sudah menjadi orang yang baik..?
“ Kebaikan yang ditampakan menutupi kebaikan yang hakiki kita anggap baik sebenarnya tidak baik “
Mengapa ada orang yang tampaknya tidak baik tapi hidupnya jauh lebih baik dari orang yang mengaku baik..? Sama halnya kita melihat orang yang kelihatan jarang berdoa namun kwalitas hidupnya jauh lebih baik dari kita yang sering berdoa?
Mengapa bisa demikian..?
Tuhan itu sebenarnya adil atau tidak sich..?
Sekali lagi…. Sabar.., tenang.., kita harus bisa memikirkan hal ini dengan kejernihan pikiran, jangan kita melibatkan emosi dan perasaan yang muncul untuk mengomentari pernyataan saya ini, karena emosi yang muncul disebabkan pola pikir yang dilandasi oleh keyakinan kita, sementara keyakinan di bentuk oleh keluarga dan lingkungan sekitar pada mulanya, dan melalui proses yang berulang-ulang kita lakukan dari kecil suatu hal yang di tanamkan oleh keluarga masuk kedalam pikiran bawah sadar kita dan mengendap hingga kini menjadi suatu program yang mengendalikan diri kita, kemudian setelah kita dewasa kita mencari pembenaran atas ” kebenaran ” yang sudah ditanamkan, yang kemudian kita setujui untuk menjadi haluan hidup kita yang akhirnya kita jadikan program itu sebagai acuan dalam kita mengomentari suatu masalah.
Program pikiran yang sudah di tanamkan dari kecil sebenarnya sudah kita setujui, karena kita pun pada akhirnya sudah mencari pembenarannya, jadi tidak mungkin apa yang sudah kita yakini kebenarannya kemudian kita tidak mempercayainya bukan..?
Tapi yang perlu kita ingat adalah apa yang menurut kita benar belum tentu benar untuk orang lain,
karena setiap orang mempunyai kebenaran yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang dia yakini dan apa-apa yang telah menjadi ketetapan didalam dirinya yang telah mereka install menjadi suatu program yang ada di pikiran bawah sadar mereka.
Di awal saya mengatakan bahwa kita harus bisa berfikir secara jernih dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, berfikir jernih adalah ketika kita bisa melampaui pikiran-pikiran kita, pada umumnya kita hidup dalam kehidupan yang di tentukan oleh program pikiran yang ada dalam pikiran, akhirnya kita tidak bisa melihat sesuatu apa adanya tetapi kita melihat sesuatu sesuai dengan program pikiran kita, dengan kata lain “ kita melihat sesuatu apa kata kitanya “, kalau demikian berarti tanpa kita sadari kita terperangkap oleh pikiran kita.
Kita menjalani kehidupan dalam koridor program pikiran kita yang dibatasi oleh persepsi-persepsi kita sendiri, kita tidak pernah mampu melampaui perangkap pikiran yang dikondisikan oleh keterbatasan persepsi akibat ketidaktahuan akan ketidaktahuan.
Bagaimana caranya kita bisa keluar dari perangkap pikiran..?
Pertama kita perlu mengerti cara kerja pikiran, dengan kita memahami cara kerja pikiran maka kita bisa mengerti permainan yang dimainkan pikiran, sehingga kita bukannya larut dalam permainan atau di dikte oleh pikiran tetapi kita bisa mengontrol pikiran dengan mengarahkan kepada hal-hal yang menguntungkan diri kita.
Kedua untuk bisa keluar dari perangkap “ penjara “ pikiran adalah dengan jalan kebebasan melalui pintu kesadaran.
Melalui pintu kesadaran kita bisa menyadari bahwa kita bukanlah pikiran kita, dan kita juga bukanlah keyakinan kita, karena pikiran atau keyakinan akan selalu timbul dan tenggelam tidak abadi, sudah tentu bukan diri kita, dan dengan kesadaran juga kita mampu untuk berfikir tentang pikiran.
Dengan kesadaran kita mampu melihat sesuatu apa adanya tanpa terpengaruh oleh emosi yang di getarkan oleh program pikiran kita, sehingga kita bisa bersikap netral karena sesungguhnya setiap kejadian yang kita alami adalah netral, tidak punya makna, pikiranlah yang telah memberikan makna, dan makna yang diberikan oleh pikiran selalu benar menurut kita.
Ketika kita menghadapi kejadian yang “ menyakitkan “, sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyakitkan, peristiwa itu bisa jadi menyakitkan karena pikiran kita salah dalam memberikan makna dan mengakibatkan munculnya emosi negatip terhadap peristiwa itu, jadi.., yang yang menyakitkan adalah emosi negatip yang kita berikan terhadap peristiwa itu, yang terus kita rasakan karena kita melekat pada perasaan itu.
Sekali lagi saya ulangi :
Sebenarnya tidak ada satupun kejadian yang bersifat baik atau buruk, semua kejadian itu biasa saja bersifat netral kita yang memberikan makna pada kejadian itu.
Apa sich yang mengarahkan pikiran kita sehingga kita bisa salah memberikan makna pada setiap kejadian..?
1. ketidaktahuan
Ketidaktahuan maksudnya adalah kita tidak tahu atau tidak mengerti mengenai nilai kebenaran, ketidaktahuan ini mengakibatkan kita bertindak tanpa menyadari bahwa tindakan kita tidak sejalan dengan nilai spiritual, kita seharusnya yang mengontrol reaksi kita, bukan sebaliknya diri kita dikendalikan oleh lingkungan kita.
2. keserakahan
Keserakahan adalah keinginan untuk bisa selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, keserakahan sifatnya sangat halus, yang nampak atau yang kita alami adalah emosi lain yang muncul setelah keserakahan bekerja, kebencian adalah emosi susulan dari keserakahan, contoh :
Saat kita membutuhkan bantuan dan orang yang dulunya pernah kita tolong tidak mau membantu kita maka yang muncul adalah reaksi marah, sakit hati, kecewa, jengkel yang sebenarnya semua reaksi yang muncul itu bersumber pada keserakahan diri.
Sekarang kita analisa masalah ini lebih dalam..,
Apakah orang yang pernah kita tolong harus membalas kebaikan kita..? tidak ada yang mengharuskan orang yang pernah kita tolong itu membalas budi baik kita, karena menolong adalah proses satu arah, bukan timbal balik, kalau timbal balik namanya bukan menolong tapi berdagang disitu ada prinsip untung dan rugi.
Kita harus menyadari bahwa menolong hanya sekedar menolong tanpa berharap imbalan atau balasan.
Semampu kita.., berilah pertolongan kepada siapapun orang-orang sekitar kita yang memang benar-benar perlu untuk di tolong tanpa memandang suku atau agama, setelah itu maka kita harus segera melupakan perbuatan baik yang telah kita lakukan.
Mengapa kita harus melupakan..?
Justru dengan selalu mengingat “ imbal jasa “ membuat nafsu keinginan dalam bentuk keserakahan akan semakin kuat.
Keserakahan adalah bentuk lain dari kemiskinan mental yang harus kita berantas, caranya mulailah dengan mengikis atau mengurangi ketidaktahuan kita, kita harus meningkatkan kwalitas berfikir kita, kita perlu belajar prinsip hidup yang benar dengan meningkatkan level kecerdasan spiritual kita, kita perlu mengembangkan kemampuan, pengamatan yang tajam terhadap berbagai bentuk pikiran yang muncul di pikiran kita.
Bagaimana kita bisa mengamati berbagai bentuk pikiran yang muncul di pikiran kita, sementara dalam sehari bisa muncul sangat banyak bentuk-bentuk pikiran.
Ingat..! pikiran mempengaruhi perasaan dan perasaan lebih mudah di amati dari pada pikiran, perasaan negatip muncul sebagai akibat dari pikiran negatip dan perasaan positip muncul dari pikiran positip.
Saat muncul perasaan negatip maka kita perlu bertanya pada diri kita nilai spiritual apa yang sedang saya abaikan atau saya langgar sehingga perasaan membuat saya seperti ini..?
Akhirnya.., dengan adanya sistim control semacam ini, bisa meluruskan setiap pikiran-pikiran negatip yang muncul didalam pikiran dengan mengarahkan kembali ke hal-hal yang positip.
Demikian saya akhiri dulu bahasan mengenai HUKUM ALAM
Penulis :
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar